Persyaratan kriteria proper pengelolaan bahan berbahaya beracun (B3) kawasan pertambangan – Kawasan pertambangan, dengan segala potensi kekayaan alamnya, menyimpan potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dari proses pertambangan dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan tepat. Untuk itu, penerapan persyaratan kriteria proper pengelolaan B3 di kawasan pertambangan menjadi sangat penting.
Artikel ini akan membahas secara detail mengenai pengertian B3 di kawasan pertambangan, kriteria pengelolaannya, prosedur yang harus diterapkan, peran teknologi dalam meminimalisir dampak negatifnya, dan pentingnya kesadaran serta edukasi bagi semua pihak. Dengan memahami hal ini, kita dapat bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar area tambang.
Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan merupakan area yang memiliki potensi menghasilkan berbagai jenis limbah, termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3). B3 merupakan jenis limbah yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Penting untuk memahami pengertian B3, jenisnya, karakteristiknya, dan potensi bahayanya agar dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengelolaan yang tepat.
Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa buangan yang mengandung zat kimia, fisika, atau biologi yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. B3 dapat berupa zat padat, cair, atau gas, dan dapat mencemari udara, air, dan tanah.
Memastikan pengelolaan limbah B3 di kawasan pertambangan sesuai standar proper memerlukan langkah-langkah sistematis. Salah satu yang penting adalah menerapkan Program Manajemen 5R. Program ini bertujuan untuk meminimalkan limbah dan meningkatkan efisiensi. Untuk mengetahui prosedur lengkap dalam membuat Program Manajemen 5R pada K3, Anda bisa mengakses informasi di prosedur cara membuat Program Manajemen 5R pada k3.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip 5R, pengelolaan limbah B3 di kawasan pertambangan dapat lebih efektif, meminimalkan risiko pencemaran, dan mendukung kelestarian lingkungan.
Jenis B3 di Kawasan Pertambangan
Jenis B3 yang umum dijumpai di kawasan pertambangan bervariasi tergantung jenis tambang dan proses pengolahannya. Berikut beberapa contohnya:
- Tambang Emas:Sianida (NaCN), Merkuri (Hg), Arsen (As), dan Timbal (Pb)
- Tambang Batu Bara:Abu batubara, limbah asam tambang, dan logam berat seperti merkuri (Hg) dan arsen (As)
- Tambang Nikel:Nikel (Ni), Kobalt (Co), dan Mangan (Mn)
- Tambang Tembaga:Tembaga (Cu), Arsen (As), dan Kadmium (Cd)
Karakteristik B3
B3 memiliki karakteristik yang membedakannya dari limbah biasa, yaitu:
- Beracun:Dapat menyebabkan keracunan dan penyakit kronis jika terpapar dalam jangka waktu lama.
- Korosif:Dapat merusak jaringan tubuh dan bahan material.
- Reaktf:Dapat bereaksi dengan zat lain dan melepaskan energi atau gas beracun.
- Berpotensi meledak:Dapat meledak jika terpapar panas, gesekan, atau getaran.
- Bersifat mudah terbakar:Dapat terbakar dengan mudah dan menimbulkan api.
- Radioaktif:Dapat memancarkan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan.
Potensi Bahaya B3
B3 dapat menimbulkan berbagai potensi bahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, antara lain:
- Pencemaran air:B3 dapat mencemari sumber air minum dan air tanah, sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem air.
- Pencemaran udara:B3 dapat terbawa angin dan mencemari udara, sehingga dapat menyebabkan penyakit pernapasan.
- Pencemaran tanah:B3 dapat mencemari tanah dan mengganggu pertumbuhan tanaman, sehingga berdampak pada rantai makanan.
- Keracunan:B3 dapat menyebabkan keracunan akut dan kronis, yang dapat berakibat fatal.
- Kanker:Beberapa jenis B3, seperti arsen dan merkuri, dapat menyebabkan kanker.
- Gangguan reproduksi:B3 dapat mengganggu sistem reproduksi dan menyebabkan cacat lahir.
Kriteria Pengelolaan B3 di Kawasan Pertambangan: Persyaratan Kriteria Proper Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) Kawasan Pertambangan
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di kawasan pertambangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dengan serius. Aktivitas pertambangan menghasilkan berbagai jenis B3, seperti limbah tailing, air asam tambang, dan debu logam berat, yang berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Untuk itu, perlu diterapkan kriteria pengelolaan B3 yang ketat dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan terbaru.
Persyaratan kriteria proper pengelolaan bahan berbahaya beracun (B3) di kawasan pertambangan sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja. Salah satu langkah penting dalam mencapai hal ini adalah dengan melakukan identifikasi potensi bahaya di tempat kerja dan menilai risiko sesuai K3.
Dengan memahami potensi bahaya dan menilai risikonya, kita dapat mengembangkan strategi pencegahan yang efektif untuk meminimalkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat bahan B3. Langkah ini merupakan bagian integral dalam mencapai pengelolaan B3 yang bertanggung jawab di area pertambangan.
Persyaratan dan Kriteria Pengelolaan B3 di Kawasan Pertambangan
Peraturan perundang-undangan terbaru tahun 2024 tentang pengelolaan B3 di kawasan pertambangan menetapkan persyaratan dan kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan pertambangan. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Perusahaan pertambangan wajib memiliki sistem pengelolaan B3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen lingkungan.
- Pengelolaan B3 harus dilakukan secara bertanggung jawab, aman, dan berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan.
- Perusahaan wajib meminimalkan produksi B3 melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dan efisiensi penggunaan bahan baku.
- B3 yang dihasilkan harus dikelola secara tepat, mulai dari penyimpanan, pengolahan, pengangkutan, hingga pembuangan akhir.
- Perusahaan harus memiliki izin dan sertifikasi yang sesuai untuk pengelolaan B3, serta melaporkan data B3 secara berkala kepada instansi terkait.
Pentingnya Penerapan Kriteria Pengelolaan B3
Penerapan kriteria pengelolaan B3 yang ketat sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar area tambang. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh:
- Mencegah pencemaran tanah, air, dan udara akibat B3.
- Mencegah risiko kesehatan bagi pekerja tambang dan masyarakat sekitar.
- Meningkatkan citra perusahaan dan kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan pertambangan.
- Memenuhi kewajiban hukum dan regulasi terkait pengelolaan B3.
- Menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Kriteria Pengelolaan B3 Berdasarkan Jenis B3
Kriteria pengelolaan B3 dapat bervariasi tergantung pada jenis B3 yang dihasilkan. Berikut adalah tabel yang merangkum kriteria pengelolaan B3 berdasarkan jenis B3 yang umum ditemukan di kawasan pertambangan:
Jenis B3 | Kriteria Pengelolaan |
---|---|
Limbah Tailing | Pengolahan dan penimbunan tailing yang aman, menggunakan metode penimbunan bertingkat (staged disposal) atau penimbunan kering (dry stacking) untuk meminimalkan risiko kebocoran dan pencemaran lingkungan. |
Air Asam Tambang | Pengolahan air asam tambang menggunakan metode pasif (passive treatment) atau aktif (active treatment) untuk menetralkan keasaman dan memisahkan logam berat. |
Debu Logam Berat | Pengendalian emisi debu logam berat menggunakan filter udara, scrubber, dan teknologi pengolahan debu lainnya. |
Limbah Bahan Peledak | Pengelolaan limbah bahan peledak yang aman dan bertanggung jawab, dengan meminimalkan penggunaan bahan peledak dan melakukan pemusnahan limbah secara terkendali. |
Limbah Minyak dan Pelumas | Pengumpulan, penyimpanan, dan pembuangan limbah minyak dan pelumas yang aman, dengan meminimalkan kebocoran dan pencemaran lingkungan. |
Contoh Kasus Pengelolaan B3 di Kawasan Pertambangan, Persyaratan kriteria proper pengelolaan bahan berbahaya beracun (B3) kawasan pertambangan
Contoh kasus nyata pengelolaan B3 yang baik di kawasan pertambangan di Indonesia adalah PT. XYZ, sebuah perusahaan tambang emas yang menerapkan sistem pengelolaan B3 terintegrasi dengan sistem manajemen lingkungan. Perusahaan ini memiliki fasilitas pengolahan air asam tambang dengan metode pasif dan aktif, serta sistem pengendalian emisi debu logam berat yang efektif.
Persyaratan kriteria proper pengelolaan bahan berbahaya beracun (B3) kawasan pertambangan sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan lingkungan. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan B3 adalah memiliki program kedaruratan yang terstruktur. Untuk menyusun program kedaruratan yang efektif, kamu bisa mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan di cara menyusun menyusunan program kedaruratan pertambangan.
Program kedaruratan ini harus terintegrasi dengan sistem pengelolaan B3 yang komprehensif untuk meminimalkan risiko dan dampak potensial dari kejadian darurat yang terkait dengan B3.
Selain itu, PT. XYZ juga memiliki program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya pengelolaan B3 yang baik.
Persyaratan kriteria proper pengelolaan bahan berbahaya beracun (B3) di kawasan pertambangan sangat penting untuk memastikan keselamatan pekerja dan lingkungan. Hal ini mencakup aspek penanganan, penyimpanan, dan pengolahan limbah B3 dengan benar. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan B3 adalah memahami jenis-jenis bahaya di tempat kerja, yang dapat dipelajari lebih lanjut di jenis-jenis bahaya ditempat kerja menurut K3.
Dengan memahami bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh B3, perusahaan pertambangan dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk meminimalisir risiko kecelakaan dan dampak negatif terhadap lingkungan.
Prosedur Pengelolaan B3 di Kawasan Pertambangan
Pengelolaan B3 di kawasan pertambangan merupakan aspek penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan pekerja. Prosedur pengelolaan yang terstruktur dan sistematis diperlukan untuk memastikan bahwa B3 ditangani dengan aman dan bertanggung jawab, mulai dari pengumpulan hingga pembuangan akhir.
Langkah-langkah Prosedur Pengelolaan B3
Prosedur pengelolaan B3 di kawasan pertambangan melibatkan beberapa langkah utama, yaitu:
- Pengumpulan: B3 dikumpulkan dari berbagai sumber di kawasan pertambangan, seperti hasil tambang, proses pengolahan, dan kegiatan operasional lainnya. Pengumpulan dilakukan secara terstruktur dan aman untuk mencegah pencemaran lingkungan dan kecelakaan.
- Penyimpanan: B3 yang telah dikumpulkan disimpan di tempat yang aman dan sesuai dengan jenis dan sifatnya. Penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan persyaratan keselamatan dan lingkungan, termasuk penggunaan wadah yang tepat, sistem ventilasi yang memadai, dan penempatan yang terhindar dari air hujan dan sinar matahari langsung.
- Pengolahan: B3 dapat diolah untuk mengurangi risiko dan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Tujuan pengolahan adalah untuk mengurangi volume, konsentrasi, atau toksisitas B3, sehingga lebih mudah dan aman untuk ditangani dan dibuang.
- Pembuangan Akhir: B3 yang tidak dapat diolah atau telah diolah dibuang ke tempat pembuangan akhir yang terdaftar dan memenuhi persyaratan lingkungan. Pembuangan akhir harus dilakukan dengan metode yang aman dan bertanggung jawab untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Metode Pengolahan B3
Metode pengolahan B3 yang umum diterapkan di kawasan pertambangan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Pengolahan Fisik: Metode ini melibatkan perubahan fisik B3 tanpa mengubah komposisinya. Contohnya adalah pemisahan, pengeringan, dan filtrasi.
- Pengolahan Kimia: Metode ini menggunakan reaksi kimia untuk mengubah sifat B3. Contohnya adalah netralisasi, oksidasi, dan reduksi.
- Pengolahan Biologi: Metode ini memanfaatkan mikroorganisme untuk mendegradasi B3. Contohnya adalah bioremediasi dan komposting.
Diagram Alir Prosedur Pengelolaan B3
Diagram alir berikut menggambarkan alur prosedur pengelolaan B3 di kawasan pertambangan:
[Diagram alir di sini, gambarkan alur pengelolaan B3 mulai dari pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, hingga pembuangan akhir. Sertakan simbol-simbol yang umum digunakan dalam diagram alir, seperti kotak untuk proses, panah untuk aliran, dan lingkaran untuk keputusan. ]
Peran Teknologi dalam Pengelolaan B3
Teknologi berperan penting dalam mendukung proses pengelolaan B3 di kawasan pertambangan. Berikut beberapa contohnya:
- Sistem Informasi Geografis (SIG): SIG digunakan untuk memetakan lokasi sumber B3, tempat penyimpanan, dan fasilitas pengolahan. Informasi ini membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan B3 yang efektif.
- Sensor dan Monitoring: Sensor dan sistem monitoring digunakan untuk memantau parameter lingkungan, seperti kualitas udara, air, dan tanah. Data yang diperoleh dari monitoring membantu dalam mengidentifikasi potensi pencemaran dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
- Teknologi Pengolahan B3: Teknologi pengolahan B3 yang canggih, seperti teknologi membran, elektrokimia, dan bioreaktor, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengolahan B3.
Peran Teknologi dalam Pengelolaan B3 di Kawasan Pertambangan
Teknologi berperan penting dalam meminimalisir dampak negatif B3 di kawasan pertambangan dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas pengelolaan B3. Penerapan teknologi yang tepat dapat membantu dalam memonitor, menganalisis, dan mengolah B3, sehingga meminimalisir risiko terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Memastikan pengelolaan bahan berbahaya beracun (B3) di kawasan pertambangan sesuai dengan kriteria proper sangat penting untuk meminimalisir risiko terhadap lingkungan dan kesehatan pekerja. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah keamanan pekerja saat melakukan aktivitas di ketinggian, seperti saat memasang dan memperbaiki peralatan di area tambang.
Untuk memahami potensi bahaya dan risiko yang dihadapi saat bekerja di ketinggian, kamu bisa mempelajari lebih lanjut melalui artikel ini: Mengenal potensi bahaya dan risiko aktifitas bekerja di ketinggian menurut K3. Pengetahuan tentang K3 di ketinggian ini akan membantu dalam merumuskan prosedur dan pelatihan yang tepat bagi pekerja, sehingga pengelolaan B3 di kawasan pertambangan dapat dilakukan secara aman dan bertanggung jawab.
Pemantauan dan Analisis Kualitas Lingkungan
Teknologi dapat digunakan untuk memonitor dan menganalisis kualitas udara, air, dan tanah di sekitar area tambang. Pemantauan secara real-time dan analisis data yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi bahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
- Sensor Udara: Sensor udara dapat ditempatkan di berbagai lokasi di sekitar area tambang untuk memantau kualitas udara secara real-time. Sensor ini dapat mengukur konsentrasi berbagai polutan udara, seperti debu, gas beracun, dan partikel halus.
- Sistem Pemantauan Kualitas Air: Sistem pemantauan kualitas air dapat digunakan untuk memantau kualitas air permukaan dan air tanah. Sistem ini dapat mengukur parameter penting seperti pH, suhu, oksigen terlarut, dan konsentrasi logam berat.
- Analisis Tanah: Teknologi analisis tanah dapat digunakan untuk menilai kandungan logam berat, bahan kimia berbahaya, dan parameter tanah lainnya. Analisis ini membantu dalam menentukan tingkat pencemaran tanah dan menentukan langkah-langkah remediasi yang diperlukan.
Pengolahan B3 Menjadi Produk Bernilai Ekonomis
Teknologi dapat membantu dalam proses pengolahan B3 menjadi produk yang bernilai ekonomis. Dengan teknologi yang tepat, B3 dapat diubah menjadi bahan baku untuk berbagai produk, mengurangi limbah dan meningkatkan nilai tambah.
- Pengolahan Limbah Tambang: Teknologi pengolahan limbah tambang dapat digunakan untuk memisahkan dan mendaur ulang material berharga dari limbah tambang. Material yang dapat didaur ulang, seperti logam, dapat diproses dan digunakan kembali dalam industri.
- Teknologi Bioremediasi: Teknologi bioremediasi menggunakan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan kimia berbahaya dalam B3. Proses ini dapat membantu dalam membersihkan tanah dan air yang tercemar.
- Pengolahan Limbah Tailing: Teknologi pengolahan limbah tailing dapat digunakan untuk mengurangi volume dan bahaya limbah tailing. Teknologi ini dapat melibatkan pengeringan, penstabilan, dan pemisahan material berharga dari limbah tailing.
Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan B3
Teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan B3 di kawasan pertambangan. Sistem informasi geografis (SIG), sistem manajemen data, dan teknologi pelacakan dapat membantu dalam melacak, memantau, dan mengelola B3 secara efektif.
- Sistem Informasi Geografis (SIG): SIG dapat digunakan untuk memetakan lokasi B3, jalur transportasi, dan fasilitas pengelolaan B3. Informasi ini dapat membantu dalam merencanakan dan mengelola B3 secara lebih efektif.
- Sistem Manajemen Data: Sistem manajemen data dapat digunakan untuk melacak dan mengelola data terkait B3, seperti volume, jenis, dan lokasi. Data ini dapat digunakan untuk melacak penggunaan B3, mengidentifikasi potensi bahaya, dan meningkatkan efisiensi pengelolaan B3.
- Teknologi Pelacakan: Teknologi pelacakan dapat digunakan untuk melacak pergerakan B3 dari sumber hingga tempat pembuangan akhir. Teknologi ini membantu dalam memastikan bahwa B3 ditangani dan dibuang dengan benar.
Pentingnya Kesadaran dan Edukasi tentang Pengelolaan B3
Kesadaran dan edukasi tentang pengelolaan B3 merupakan kunci utama dalam menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar area tambang. Penting untuk memahami bahaya B3 dan cara mengelola limbah B3 dengan tepat agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.
Peran Kesadaran dan Edukasi
Kesadaran dan edukasi tentang pengelolaan B3 berperan penting dalam meningkatkan pemahaman tentang bahaya B3 dan cara mengelola limbah B3 dengan benar. Hal ini akan membantu mengurangi risiko pencemaran lingkungan dan melindungi kesehatan masyarakat di sekitar area tambang. Edukasi yang efektif dapat membantu:
- Meningkatkan pemahaman tentang bahaya B3 bagi kesehatan dan lingkungan.
- Mendorong penerapan praktik pengelolaan B3 yang baik di area tambang.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pengelolaan B3.
- Membangun budaya peduli lingkungan dan kesehatan di area tambang.
Peran Pemerintah dan Perusahaan Tambang
Pemerintah dan perusahaan tambang memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang pengelolaan B 3. Berikut beberapa peran yang dapat dilakukan:
- Pemerintah:
- Membuat regulasi dan standar pengelolaan B3 yang ketat.
- Melakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan B3.
- Memfasilitasi program edukasi dan pelatihan tentang pengelolaan B3.
- Perusahaan tambang:
- Menerapkan sistem pengelolaan B3 yang terintegrasi dalam operasional tambang.
- Melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pengelolaan B3 kepada pekerja tambang dan masyarakat sekitar.
- Membangun program kemitraan dengan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan B3.
Contoh Program Edukasi
Program edukasi tentang pengelolaan B3 dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan target audiens dan tujuan yang ingin dicapai. Berikut beberapa contoh program edukasi yang dapat dilakukan:
- Pelatihan dan workshop tentang pengelolaan B3 untuk pekerja tambang.
- Sosialisasi tentang bahaya B3 dan cara pengelolaannya untuk masyarakat sekitar.
- Pembuatan video edukasi tentang pengelolaan B3 yang mudah dipahami.
- Pameran dan demonstrasi tentang teknologi pengelolaan B3.
- Pembentukan kelompok peduli lingkungan yang aktif dalam mengawasi pengelolaan B3 di area tambang.
Manfaat Edukasi dalam Mencegah Pencemaran dan Melindungi Kesehatan
Edukasi tentang pengelolaan B3 dapat membantu mencegah pencemaran lingkungan dan melindungi kesehatan masyarakat di sekitar area tambang. Dengan memahami bahaya B3 dan cara mengelola limbah B3 dengan tepat, masyarakat dapat:
- Menghindari paparan B3 yang berbahaya.
- Mencegah pencemaran air, tanah, dan udara akibat limbah B3.
- Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat di sekitar area tambang.
Penutupan
Pengelolaan B3 di kawasan pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Penerapan persyaratan kriteria proper, pemanfaatan teknologi, serta kesadaran dan edukasi yang tinggi akan membantu kita menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Mari kita tingkatkan kepedulian terhadap pengelolaan B3 di kawasan pertambangan untuk masa depan yang lebih baik.
Tanya Jawab (Q&A)
Bagaimana cara memastikan bahwa perusahaan tambang menerapkan persyaratan kriteria proper pengelolaan B3?
Pemerintah dan lembaga terkait memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengevaluasi penerapan persyaratan kriteria proper pengelolaan B3 di perusahaan tambang. Masyarakat juga dapat berperan aktif dengan melaporkan jika menemukan pelanggaran atau ketidaksesuaian dengan peraturan yang berlaku.
Apakah ada contoh teknologi canggih yang dapat membantu dalam pengelolaan B3 di kawasan pertambangan?
Ya, beberapa contohnya adalah sistem monitoring kualitas udara dan air secara real-time, teknologi pengolahan B3 dengan metode bioremediasi, dan penggunaan drone untuk pemetaan dan pemantauan area tambang.
Apa saja yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung pengelolaan B3 di kawasan pertambangan?
Masyarakat dapat berperan aktif dengan meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang bahaya B3, mendukung program-program pelestarian lingkungan, dan melaporkan jika menemukan pelanggaran atau ketidaksesuaian dengan peraturan yang berlaku.