Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 menjadi hal krusial dalam menjaga keselamatan dan lingkungan. Tumpahan bahan berbahaya tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga berpotensi merusak lingkungan dan menimbulkan kerugian finansial yang besar. Kejadian tumpahan B3 seringkali terjadi di berbagai bidang, seperti industri, laboratorium, dan bahkan rumah tangga.
Mempelajari prosedur penanganan yang tepat dan lengkap menjadi kunci untuk meminimalkan risiko dan dampak negatif yang ditimbulkan.
Panduan ini membahas langkah-langkah penanganan tumpahan B3 yang terstruktur dan sistematis. Mulai dari identifikasi jenis B3 yang tumpah, penilaian tingkat bahaya dan risiko, hingga prosedur evakuasi, pembersihan, dan pembuangan limbah yang aman. Selain itu, panduan ini juga memberikan informasi penting mengenai peralatan keselamatan, tindakan pencegahan, serta peraturan dan standar yang berlaku di Indonesia.
Dengan memahami dan menerapkan instruksi kerja ini, diharapkan setiap individu dapat bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi situasi tumpahan B3, sehingga meminimalkan risiko dan dampak negatif yang mungkin terjadi.
Pengertian dan Jenis Bahan Berbahaya (B3)
Bahan berbahaya (B3) merupakan jenis bahan yang memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia, lingkungan, dan keamanan. Bahan-bahan ini memiliki sifat-sifat khusus yang dapat menyebabkan kerusakan, cedera, atau kematian jika tidak ditangani dengan benar. Memahami jenis dan bahaya B3 sangat penting untuk mencegah kecelakaan, melindungi lingkungan, dan memastikan keselamatan kerja.
Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 tak hanya tentang prosedur teknis, tetapi juga tentang keselamatan pekerja. Penggunaan APD, khususnya Full Body Harness, merupakan bagian vital dalam protokol penanganan tumpahan. Maka, pemeriksaan rutin terhadap kondisi APD menjadi krusial.
Formulir Inspeksi APD Full Body Harness yang tersedia di sini dapat menjadi panduan efektif dalam memastikan kelayakan APD sebelum dan selama proses penanganan tumpahan B3. Dengan demikian, keselamatan pekerja dan lingkungan dapat terjaga optimal.
Klasifikasi Bahan Berbahaya (B3)
Bahan berbahaya (B3) diklasifikasikan berdasarkan jenis dan sifatnya. Klasifikasi ini membantu dalam menentukan cara penanganan, penyimpanan, dan pembuangan yang tepat. Berikut adalah beberapa contoh klasifikasi B3:
- Bahan Korosif: Bahan yang dapat merusak jaringan hidup atau material lainnya melalui reaksi kimia. Contoh: Asam sulfat, asam nitrat, basa kuat.
- Bahan Mudah Terbakar: Bahan yang mudah terbakar dan dapat menyebabkan kebakaran. Contoh: Bensin, alkohol, aseton.
- Bahan Beracun: Bahan yang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan atau kematian jika terhirup, tertelan, atau terserap melalui kulit. Contoh: Sianida, arsenik, merkuri.
- Bahan Reaktif: Bahan yang dapat bereaksi secara berbahaya dengan bahan lain, menghasilkan panas, gas beracun, atau ledakan. Contoh: Natrium, kalium, hidrogen peroksida.
- Bahan Berbahaya bagi Lingkungan: Bahan yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup. Contoh: Pestisida, limbah industri, minyak bumi.
Bahaya Potensial Bahan Berbahaya (B3)
Bahan berbahaya (B3) memiliki potensi bahaya yang dapat ditimbulkan, seperti:
- Kebakaran: Bahan mudah terbakar dapat memicu kebakaran yang berbahaya.
- Ledakan: Bahan reaktif dapat meledak jika tidak ditangani dengan benar.
- Kerusakan Kesehatan: Bahan beracun dapat menyebabkan kerusakan kesehatan, seperti keracunan, iritasi, dan penyakit kronis.
- Kerusakan Lingkungan: Bahan berbahaya bagi lingkungan dapat mencemari tanah, air, dan udara, membahayakan makhluk hidup.
Contoh Bahan Berbahaya (B3)
Bahan berbahaya (B3) dapat dijumpai dalam berbagai bidang, seperti:
- Industri: Bahan kimia, pelarut, logam berat, dan bahan radioaktif.
- Rumah Tangga: Pembersih, pestisida, cat, dan baterai.
- Laboratorium: Reagen kimia, bahan biologis, dan bahan radioaktif.
Prosedur Penanganan Tumpahan B3
Penanganan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan aspek penting dalam menjaga keselamatan dan lingkungan kerja. Prosedur yang tepat dan terstruktur diperlukan untuk meminimalkan risiko dan dampak negatif yang mungkin timbul akibat tumpahan B3.
Langkah-Langkah Penanganan Tumpahan B3
Penanganan tumpahan B3 melibatkan serangkaian langkah yang sistematis, meliputi:
Langkah | Deskripsi |
---|---|
Identifikasi jenis B3 yang tumpah | Identifikasi jenis B3 yang tumpah dengan melihat label atau MSDS (Material Safety Data Sheet). Informasi ini penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat. |
Penilaian tingkat bahaya dan risiko | Penilaian tingkat bahaya dan risiko tumpahan B3 dilakukan dengan mempertimbangkan sifat kimia, konsentrasi, dan volume B3 yang tumpah. Penilaian ini membantu dalam menentukan tindakan pencegahan yang diperlukan. |
Persiapan peralatan dan perlengkapan keselamatan | Persiapan peralatan dan perlengkapan keselamatan meliputi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai, seperti masker, sarung tangan, baju pelindung, dan sepatu keselamatan. Peralatan lain yang diperlukan meliputi wadah penampung, serapan tumpahan, dan peralatan pembersih. |
Prosedur evakuasi dan pengamanan area | Prosedur evakuasi dan pengamanan area meliputi evakuasi segera orang-orang yang berada di sekitar area tumpahan dan pembatasan akses ke area tersebut. Pengamanan area dilakukan dengan memasang tanda peringatan dan penghalang untuk mencegah akses orang yang tidak berwenang. |
Metode pembersihan dan penanggulangan tumpahan | Metode pembersihan dan penanggulangan tumpahan B3 harus sesuai dengan sifat kimia B3 yang tumpah. Metode yang umum digunakan meliputi serapan tumpahan, pencucian dengan air, dan netralisasi. |
Pembuangan limbah B3 yang aman | Pembuangan limbah B3 yang aman dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Limbah B3 harus dipisahkan dan dikumpulkan dalam wadah yang sesuai, kemudian diserahkan kepada pihak yang berwenang untuk diolah atau dibuang dengan benar. |
Ilustrasi Penanganan Tumpahan B3
Ilustrasi berikut menggambarkan langkah-langkah penanganan tumpahan B3:
Ilustrasi 1: Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)Gambar menunjukkan seorang pekerja yang menggunakan APD lengkap, meliputi masker, sarung tangan, baju pelindung, dan sepatu keselamatan, saat menangani tumpahan B3. Penggunaan APD sangat penting untuk melindungi pekerja dari paparan B3 yang berbahaya.
Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 merupakan panduan penting untuk memastikan keselamatan pekerja dan lingkungan. Dalam konteks penanganan tumpahan, aspek keamanan peralatan dan sistem menjadi krusial. Di sinilah Prosedur Lock Out dan Tag Out (LOTO) berperan vital. LOTO memastikan bahwa peralatan yang berpotensi berbahaya dinonaktifkan secara aman sebelum dilakukan penanganan tumpahan.
Implementasi LOTO dalam Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 akan meningkatkan efektivitas dan keamanan proses penanganan, sehingga meminimalkan risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan.
Ilustrasi 2: Cara Membersihkan Tumpahan B3Gambar menunjukkan seorang pekerja yang membersihkan tumpahan B3 menggunakan serapan tumpahan. Serapan tumpahan berfungsi untuk menyerap B3 yang tumpah dan mencegah penyebarannya.
Ilustrasi 3: Prosedur Pembuangan Limbah B3Gambar menunjukkan seorang pekerja yang mengumpulkan limbah B3 yang telah dibersihkan ke dalam wadah yang sesuai. Limbah B3 kemudian diserahkan kepada pihak yang berwenang untuk diolah atau dibuang dengan benar.
Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 merupakan pedoman krusial dalam meminimalisir risiko akibat kecelakaan. Dokumen ini seharusnya menjadi panduan yang komprehensif, tidak hanya dalam penanganan tumpahan, tetapi juga dalam aspek pencegahan. Menariknya, Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 memiliki keterkaitan erat dengan Prosedur Pengendalian bahan kimia berbahaya (BKB) , yang secara umum mengatur penggunaan dan penyimpanan B3.
Dengan kata lain, Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 merupakan implementasi praktis dari Prosedur Pengendalian BKB, memastikan bahwa langkah-langkah penanganan tumpahan dilakukan dengan tepat dan efektif.
Pentingnya Pelatihan dan Kesiapsiagaan
Pelatihan dan kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dalam penanganan tumpahan B3. Pelatihan yang memadai akan membantu pekerja memahami prosedur penanganan tumpahan B3, cara menggunakan APD, dan cara menanggulangi situasi darurat. Kesiapsiagaan meliputi penyediaan peralatan dan perlengkapan keselamatan yang lengkap, serta simulasi penanganan tumpahan B3 secara berkala.
Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 menjadi pedoman krusial dalam mengantisipasi dan mengatasi risiko pencemaran lingkungan. Kesigapan dan keakuratan penanganan tumpahan bergantung pada ketersediaan sarana produksi yang terjamin kualitasnya. Melalui Formulir List/Daftar Sertifikasi Sarana Produksi , perusahaan dapat menjamin bahwa peralatan yang digunakan dalam penanganan tumpahan B3 telah memenuhi standar dan persyaratan keselamatan, sehingga meningkatkan efektivitas dan meminimalisir risiko kerusakan lingkungan yang lebih besar.
Peralatan dan Perlengkapan Keselamatan
Penanganan tumpahan bahan berbahaya dan beracun (B3) membutuhkan kesiapsiagaan yang tinggi, termasuk dalam hal peralatan dan perlengkapan keselamatan. Keberadaan peralatan dan perlengkapan yang tepat dan memadai menjadi faktor penting dalam meminimalisir risiko kecelakaan dan melindungi keselamatan pekerja dan lingkungan.
Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 menjadi penting karena potensi bahaya yang ditimbulkan oleh zat berbahaya. Hal ini mengingatkan kita pada pentingnya penerapan K3 dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam penggunaan peralatan kamera. Sebagai contoh, contoh K3 peralatan kamera menekankan pada penggunaan alat pelindung diri dan prosedur kerja yang aman.
Begitu pula dengan penanganan tumpahan B3, langkah-langkah yang tercantum dalam Instruksi Kerja harus dipatuhi secara ketat demi keselamatan dan kesehatan pekerja.
Alat Pelindung Diri (APD)
APD merupakan garis pertahanan pertama dalam menghadapi risiko tumpahan B 3. Penggunaan APD yang tepat dapat melindungi tubuh dari paparan bahan kimia berbahaya. Beberapa jenis APD yang umum digunakan dalam penanganan tumpahan B3 meliputi:
- Baju tahan bahan kimia: Baju ini dirancang untuk melindungi tubuh dari percikan dan tumpahan bahan kimia berbahaya. Pilihlah baju tahan bahan kimia yang sesuai dengan jenis bahan kimia yang ditangani.
- Masker: Masker berfungsi untuk melindungi saluran pernapasan dari uap dan gas beracun. Pilihlah masker yang memiliki filter yang sesuai dengan jenis bahan kimia yang ditangani.
- Sarung tangan: Sarung tangan melindungi tangan dari kontak langsung dengan bahan kimia berbahaya. Pilihlah sarung tangan yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap bahan kimia yang ditangani.
- Sepatu boots: Sepatu boots melindungi kaki dari percikan dan tumpahan bahan kimia berbahaya. Pilihlah sepatu boots yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap bahan kimia yang ditangani.
Peralatan Penyerap Tumpahan
Peralatan penyerap tumpahan berfungsi untuk menyerap bahan kimia yang tumpah dan mencegah penyebarannya. Beberapa jenis peralatan penyerap tumpahan yang umum digunakan meliputi:
- Serbuk penyerap: Serbuk penyerap, seperti zeolit atau silika gel, berfungsi untuk menyerap cairan yang tumpah dan mengikatnya menjadi padatan.
- Kain penyerap: Kain penyerap, seperti kain katun atau kain sintetis, berfungsi untuk menyerap cairan yang tumpah dan mengikatnya.
- Wadah penampung: Wadah penampung, seperti drum atau tong, berfungsi untuk menampung bahan kimia yang telah diserap.
Peralatan Pembersih
Peralatan pembersih berfungsi untuk membersihkan area yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya. Beberapa jenis peralatan pembersih yang umum digunakan meliputi:
- Sikat: Sikat berfungsi untuk membersihkan area yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya.
- Selang: Selang berfungsi untuk mengalirkan air atau larutan pembersih ke area yang terkontaminasi.
- Alat penyemprot: Alat penyemprot berfungsi untuk menyemprotkan air atau larutan pembersih ke area yang terkontaminasi.
Peralatan Penanggulangan Kebakaran
Peralatan penanggulangan kebakaran berfungsi untuk memadamkan api yang mungkin terjadi akibat tumpahan bahan kimia berbahaya. Beberapa jenis peralatan penanggulangan kebakaran yang umum digunakan meliputi:
- Alat pemadam kebakaran: Alat pemadam kebakaran berfungsi untuk memadamkan api dengan menggunakan bahan pemadam yang sesuai dengan jenis kebakaran.
- Alat pencuci mata: Alat pencuci mata berfungsi untuk membersihkan mata dari percikan bahan kimia berbahaya.
Tindakan Pencegahan dan Keselamatan
Mencegah tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah langkah krusial dalam menjaga keselamatan manusia dan lingkungan. Hal ini membutuhkan komitmen dan upaya sistematis yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari pemilihan dan penyimpanan B3 yang aman hingga penerapan standar keselamatan kerja yang ketat.
Pemilihan dan Penyimpanan B3 yang Aman
Pemilihan dan penyimpanan B3 yang tepat merupakan langkah awal dalam meminimalkan risiko tumpahan. Proses ini melibatkan evaluasi cermat terhadap sifat B3, seperti tingkat bahaya, reaktivitas, dan potensi dampak terhadap lingkungan.
- Pilihlah B3 dengan tingkat bahaya dan reaktivitas yang rendah, jika memungkinkan.
- Gunakan B3 dalam jumlah minimal yang diperlukan untuk menghindari penumpukan yang berlebihan.
- Simpan B3 di area yang terisolasi, terventilasi dengan baik, dan dilengkapi sistem penanggulangan tumpahan.
- Gunakan wadah penyimpanan yang sesuai, seperti drum, tangki, atau botol, yang terbuat dari bahan yang kompatibel dengan B3 yang disimpan.
- Berikan label yang jelas dan lengkap pada wadah penyimpanan, termasuk nama B3, tanggal kedaluwarsa, dan informasi keselamatan lainnya.
Pelatihan dan Edukasi tentang Penanganan B3
Pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang penanganan B3 sangat penting untuk mencegah tumpahan dan meminimalkan risiko. Program pelatihan dan edukasi yang komprehensif harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan B3, termasuk pekerja, teknisi, dan manajer.
- Pelatihan harus mencakup identifikasi B3, bahaya yang ditimbulkan, prosedur penanganan yang aman, dan langkah-langkah darurat yang harus diambil dalam kasus tumpahan.
- Edukasi harus dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa semua pihak selalu mengetahui dan memahami peraturan dan prosedur terkini.
- Simulasi dan latihan penanganan tumpahan secara berkala dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan dalam menghadapi situasi darurat.
Penerapan Standar Keselamatan Kerja yang Ketat
Standar keselamatan kerja yang ketat dan terstruktur merupakan pilar utama dalam mencegah tumpahan B3. Standar ini harus mencakup berbagai aspek, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat, prosedur kerja yang aman, dan sistem inspeksi dan pemeliharaan yang rutin.
- Pastikan APD yang digunakan sesuai dengan jenis B3 yang ditangani dan kondisi kerja.
- Terapkan prosedur kerja yang aman, termasuk penggunaan alat bantu yang tepat, seperti pompa dan selang, serta prosedur pemindahan B3 yang aman.
- Lakukan inspeksi dan pemeliharaan secara rutin pada peralatan dan infrastruktur yang berhubungan dengan penanganan B3 untuk memastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik.
Pengaturan Tata Letak dan Alur Kerja yang Aman
Tata letak dan alur kerja yang dirancang dengan baik dapat meminimalkan risiko tumpahan B3. Hal ini melibatkan pengaturan area penyimpanan, jalur transportasi, dan lokasi tempat kerja yang aman dan efisien.
- Atur area penyimpanan B3 yang terpisah dari area kerja dan tempat umum.
- Gunakan jalur transportasi yang aman dan terhindar dari lalu lintas yang padat.
- Desain tempat kerja yang aman dan ergonomis untuk meminimalkan risiko kecelakaan.
Contoh Praktik Terbaik dalam Penanganan B3
Penerapan praktik terbaik dalam penanganan B3 dapat dijumpai di berbagai bidang, seperti industri, laboratorium, dan rumah tangga.
- Industri: Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang komprehensif, penggunaan peralatan penanganan B3 yang canggih, dan pelatihan rutin bagi pekerja.
- Laboratorium: Penggunaan lemari asam yang terventilasi dengan baik, penyimpanan B3 yang terpisah dan terlabel dengan jelas, dan penggunaan APD yang sesuai.
- Rumah Tangga: Penyimpanan B3 yang aman dan terhindar dari jangkauan anak-anak, penggunaan bahan pembersih yang ramah lingkungan, dan pembuangan B3 yang benar.
Peraturan dan Standar Penanganan B3
Penanganan B3 di Indonesia diatur secara ketat untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Aturan dan standar yang berlaku menggarisbawahi pentingnya pengelolaan B3 yang bertanggung jawab, dari proses produksi hingga pembuangan akhir.
Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 bukan sekadar dokumen formal, tetapi refleksi dari komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan. Penting untuk diingat bahwa sertifikasi sarana produksi dan operator, seperti yang diuraikan dalam Prosedur Sertifikasi Sarana Produksi dan Sertifikasi Operator , merupakan bagian integral dari proses pencegahan dan penanganan tumpahan B3.
Keberadaan sertifikasi ini menunjukkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi risiko, menjamin keselamatan pekerja, dan meminimalisir dampak lingkungan. Oleh karena itu, Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3 harus disusun secara detail dan mudah dipahami, mempertimbangkan aspek legal, teknis, dan operasional yang terintegrasi dengan standar sertifikasi yang berlaku.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan ini merupakan landasan utama dalam pengelolaan B3 di Indonesia. Aturan ini mendefinisikan B3, mengatur tentang perizinan, persyaratan penyimpanan, pengolahan, dan pembuangan B3, serta menetapkan kewajiban bagi produsen, pengimpor, dan pengguna B3 untuk bertanggung jawab terhadap pengelolaan B3 yang aman dan berkelanjutan.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Peraturan ini mewajibkan perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan pengelolaan B3. SMK3 bertujuan untuk meminimalkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terkait dengan B3.
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Penanganan B3, Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3
SNI merupakan acuan teknis dalam pengelolaan B3. SNI memuat berbagai standar terkait penyimpanan, pengolahan, dan pembuangan B3, seperti SNI 19-7020-2008 tentang Persyaratan Keselamatan untuk Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya, SNI 19-7021-2008 tentang Persyaratan Keselamatan untuk Pengolahan Limbah B3, dan SNI 19-7022-2008 tentang Persyaratan Keselamatan untuk Pembuangan Limbah B3.
Contoh Penerapan Peraturan dan Standar Penanganan B3
Penerapan peraturan dan standar penanganan B3 di Indonesia dapat dilihat pada berbagai bidang, seperti:
- Industri Manufaktur:Perusahaan manufaktur yang menggunakan B3 dalam proses produksinya wajib memiliki izin pengelolaan B3, menerapkan sistem manajemen B3, dan mematuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja terkait B3. Misalnya, pabrik kimia yang memproduksi cat harus memiliki sistem pengolahan limbah B3 yang sesuai dengan SNI dan peraturan LHK.
- Rumah Sakit:Rumah sakit memiliki kewajiban untuk mengelola limbah medis yang mengandung B3 sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku. Mereka harus memiliki sistem pemisahan, penyimpanan, dan pengolahan limbah medis B3 yang aman dan bertanggung jawab.
- Laboratorium:Laboratorium penelitian dan pendidikan yang menggunakan B3 harus memiliki prosedur penanganan B3 yang terdokumentasi, mematuhi standar keselamatan laboratorium, dan memiliki sistem penyimpanan dan pembuangan B3 yang aman.
Terakhir
Penanganan tumpahan B3 tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan kerja sama dan kolaborasi antar berbagai pihak. Menerapkan budaya keselamatan, edukasi yang berkelanjutan, dan pengawasan yang ketat menjadi kunci keberhasilan dalam mencegah dan menangani tumpahan B3. Dengan memahami dan menerapkan instruksi kerja ini, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mengurangi risiko kecelakaan, dan melindungi diri serta lingkungan dari bahaya B3.
Mari kita tingkatkan kesadaran dan komitmen bersama untuk menjadikan keselamatan dan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama.
Jawaban untuk Pertanyaan Umum: Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan B3
Bagaimana cara mengetahui jenis B3 yang tumpah?
Identifikasi jenis B3 yang tumpah dapat dilakukan dengan melihat label atau informasi pada kemasan bahan tersebut. Jika informasi tersebut tidak tersedia, segera hubungi tim ahli atau petugas keselamatan untuk melakukan identifikasi.
Apa yang harus dilakukan jika terjadi tumpahan B3 di area publik?
Segera evakuasi area dan jauhkan orang-orang dari lokasi tumpahan. Hubungi pihak berwenang seperti pemadam kebakaran atau tim penanggulangan bencana untuk meminta bantuan penanganan.
Apakah ada cara khusus untuk menyimpan B3 di rumah?
Ya, B3 harus disimpan di tempat yang aman, terhindar dari jangkauan anak-anak dan terpapar sinar matahari langsung. Gunakan wadah tertutup dan berlabel jelas untuk memudahkan identifikasi.