Tekniksipil.id – JAKARTA, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. (JKON) mencatatkan penurunan kinerja keuangan sepanjang tahun 2024. Laba bersih perusahaan mengalami penurunan cukup signifikan, yakni sebesar 21,5 persen secara tahunan (year-on-year/YoY), menjadi Rp186,41 miliar dari Rp237,47 miliar pada tahun sebelumnya.
Penurunan ini terjadi seiring dengan merosotnya pendapatan usaha yang tercatat sebesar Rp3,87 triliun, turun 14,80 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp4,54 triliun. Penurunan ini berdampak langsung terhadap margin keuntungan dan laba yang berhasil dibukukan perusahaan.
Pendapatan Terbesar Masih dari Penjualan Aspal
Dari sisi kontribusi, penjualan aspal tetap menjadi tulang punggung pendapatan JKON dengan kontribusi sebesar Rp1,52 triliun. Selain itu, jasa konstruksi menyumbang Rp998,90 miliar, disusul manufaktur tiang pancang dan beton pracetak sebesar Rp637,65 miliar, serta jasa pemeliharaan dan perbaikan senilai Rp145,01 miliar.
Meski pendapatan turun, JKON mencatat penurunan beban pokok pendapatan sebesar 15,16 persen menjadi Rp3,26 triliun. Namun, hal ini belum cukup untuk menjaga laba bruto yang tetap turun menjadi Rp614,20 miliar dari sebelumnya Rp704,92 miliar.
Laba Usaha dan Laba Bersih Turun, Beban Naik
Tekanan lainnya datang dari kenaikan beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Hal ini menyebabkan laba usaha perusahaan menurun drastis dari Rp281,36 miliar pada 2023 menjadi Rp150,13 miliar pada akhir 2024.
Meski perusahaan mencatat peningkatan pada pendapatan lain-lain (naik menjadi Rp42,72 miliar dari Rp35,95 miliar), hal tersebut belum cukup untuk menutupi berbagai beban, termasuk beban keuangan dan kerugian dari entitas asosiasi.
Secara keseluruhan, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp228,91 miliar, turun dari Rp295,34 miliar pada tahun sebelumnya. Dampaknya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan juga ikut turun menjadi Rp186,41 miliar.
Aset Menurun Tipis, Ekuitas Naik, Kas Menguat
Di tengah tekanan laba, kondisi neraca keuangan JKON tetap menunjukkan stabilitas. Total aset perusahaan tercatat sedikit turun menjadi Rp4,37 triliun dari Rp4,39 triliun pada 2023. Aset lancar menurun menjadi Rp2,23 triliun, namun aset tidak lancar justru naik menjadi Rp2,13 triliun.
Dari sisi liabilitas, perusahaan berhasil menurunkan total kewajiban menjadi Rp1,19 triliun, dari sebelumnya Rp1,34 triliun. Penurunan ini mencakup baik liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang.
Sementara itu, posisi ekuitas JKON meningkat menjadi Rp3,17 triliun, naik dari Rp3,05 triliun. Posisi kas dan setara kas juga menunjukkan penguatan, dari Rp471,76 miliar pada 2023 menjadi Rp582,43 miliar di akhir 2024—menandakan likuiditas perusahaan tetap terjaga meski laba turun.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Kinerja yang menurun ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri konstruksi swasta dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kompetisi ketat, fluktuasi harga bahan baku, serta efisiensi anggaran pemerintah. Namun, dengan kondisi kas yang kuat dan liabilitas yang menurun, JKON masih memiliki ruang untuk mengatur strategi keuangan dan ekspansi proyek ke depan.
Ke depan, pelaku pasar akan menantikan langkah-langkah pemulihan yang dilakukan JKON agar bisa kembali mencetak pertumbuhan laba dan memperkuat posisinya di sektor konstruksi nasional.