Jambi – Tekniksipil.id. Proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terus dikebut. PT Hutama Karya (Persero) tengah menggarap ruas tol Betung–Tempino–Jambi sepanjang 170 kilometer sebagai bagian dari tahap kedua pembangunan JTTS yang menjadi program prioritas nasional.
Pembangunan tol ini tidak hanya bertujuan memperkuat konektivitas antarprovinsi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Jambi, Sumatra Selatan, dan sekitarnya. Proyek ini juga telah membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa progres pembangunan tol saat ini bervariasi di tiap seksi. Misalnya, Seksi 1 (Betung–Tungkal Jaya) yang panjangnya sekitar 62 km sudah mencapai 15,29% progres konstruksi dan 25,47% progres pembebasan lahan.
“Seksi 2 (Tungkal Jaya–Bayung Lencir) memang masih awal, baru 4,79% progres fisik dan 20,25% lahan. Tapi Seksi 4 (Tempino–Ness) sudah jauh lebih maju, bahkan mendekati rampung dengan 80% progres fisik dan hampir seluruh lahan selesai dibebaskan,” ujar Adjib dalam keterangannya, Senin (14/4).
Adapun Seksi 3 yakni Bayung Lencir–Tempino sudah lebih dulu selesai dibangun dan telah beroperasi, sehingga fokus pembangunan kini difokuskan ke seksi lainnya secara bertahap, dimulai pertengahan 2025 hingga akhir 2026.

Teknologi Modern, Lapangan Kerja Terserap
Guna mempercepat progres di lapangan, Hutama Karya menerapkan berbagai inovasi teknologi konstruksi. Beberapa di antaranya termasuk penggunaan Building Information Modelling (BIM) untuk desain digital yang terintegrasi, UAV Lidar untuk pemetaan topografi secara real-time, serta dashboard ArcGIS sebagai alat pemantau harian yang terhubung langsung ke data lapangan.
“Selain mempercepat pembangunan, teknologi ini juga meningkatkan akurasi dan efisiensi kerja,” tambah Adjib.
Tak hanya soal infrastruktur, proyek ini juga berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja. Tercatat, selama masa konstruksi, proyek ini telah menyerap lebih dari 4.600 pekerja, sebagian besar merupakan warga lokal.
Didukung Komisi V DPR RI dan Pemda
Kehadiran proyek tol ini mendapat dukungan kuat dari berbagai pihak. Dalam kunjungan kerja ke lokasi proyek, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae bersama sejumlah pejabat pusat dan daerah memantau langsung progres pembangunan. Turut hadir di antaranya Gubernur Jambi Al Haris, pejabat dari Kementerian PUPR dan Perhubungan, hingga jajaran direksi Hutama Karya.
“Kami sangat mengapresiasi pembangunan jalan tol ini karena sangat penting bagi Jambi. Letak Jambi yang berada di tengah Sumatra membuat tol ini menjadi jalur strategis logistik ke berbagai daerah,” ujar Gubernur Al Haris.
Dorong UMKM dan Mobilitas Warga
Selain mendongkrak sektor logistik dan distribusi barang antarwilayah, pembangunan tol ini juga diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi mikro. Di setiap ruas akan dibangun rest area yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM lokal untuk memasarkan produk mereka.
Pemerintah dan Hutama Karya juga memastikan pembangunan fasilitas crossing seperti overpass dan underpass agar aktivitas masyarakat sekitar tidak terganggu oleh proyek tol.
“Jalan tol ini tidak hanya soal konektivitas antarprovinsi, tapi juga tentang akses yang lebih baik bagi masyarakat sekitar, serta peluang usaha baru,” ujar Adjib.
Menuju Tol Jambi–Rengat dan Konektivitas Sumatra yang Lebih Luas
Hutama Karya menyampaikan bahwa setelah ruas Betung–Tempino–Jambi selesai, proyek akan dilanjutkan menuju ruas tol Jambi–Rengat, yang saat ini masih dalam tahap perencanaan. Jika terwujud, konektivitas Sumatra dari ujung selatan hingga utara akan semakin lancar.
Hingga awal 2025, Hutama Karya telah membangun lebih dari 1.200 kilometer ruas tol di berbagai provinsi di Sumatra. Sejumlah ruas yang telah beroperasi penuh antara lain:
-
Tol Bakauheni–Terbanggi Besar
-
Tol Palembang–Indralaya
-
Tol Medan–Binjai
-
Tol Pekanbaru–Dumai
-
Tol Sigli–Banda Aceh
-
dan beberapa ruas lainnya.
Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, Jalan Tol Trans Sumatera diproyeksikan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi pulau terbesar kedua di Indonesia ini.