Bayangkan sebuah pabrik yang memproduksi ratusan bahkan ribuan produk setiap hari. Bagaimana memastikan setiap produk memenuhi standar kualitas yang tinggi? Di sinilah SQC (Statistical Quality Control) hadir sebagai solusi. SQC adalah (Statistical Quality Control) adalah sistem yang menggunakan data statistik untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas produk atau layanan.
Dengan menerapkan SQC, perusahaan dapat meminimalisir kesalahan produksi, meningkatkan efisiensi, dan pada akhirnya, mencapai kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.
SQC bekerja dengan menganalisis data dari proses produksi, mengidentifikasi variasi yang terjadi, dan menerapkan langkah-langkah untuk mengendalikannya. Prinsip dasar SQC adalah memahami bahwa setiap proses memiliki variasi, dan variasi tersebut dapat diukur dan dikendalikan. Dengan memahami variasi, perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab variasi yang tidak diinginkan dan meningkatkan konsistensi kualitas produk.
Pengertian SQC (Statistical Quality Control)
Bayangkan kamu sedang membangun sebuah rumah. Tentu kamu ingin rumah itu kokoh, aman, dan nyaman, bukan? Nah, untuk mencapai hal itu, kamu perlu memastikan setiap bahan bangunan yang digunakan berkualitas tinggi. Di sinilah Statistical Quality Control atau SQC berperan penting.
SQC adalah sebuah metode yang menggunakan alat statistik untuk mengontrol dan meningkatkan kualitas produk atau layanan. Jadi, SQC ibarat seorang pengawas yang memastikan setiap proses produksi berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar.
Pengertian SQC (Statistical Quality Control)
SQC adalah metode yang memanfaatkan alat statistik untuk memonitor dan mengendalikan kualitas produk atau layanan selama proses produksi. Dengan SQC, kamu dapat mendeteksi potensi masalah kualitas sejak dini, mengidentifikasi penyebabnya, dan mengambil tindakan korektif untuk mencegah masalah tersebut terjadi kembali.
Bayangkan SQC sebagai detektif yang menyelidiki setiap potensi masalah kualitas dan memberikan solusi yang tepat.
Tujuan Utama Penerapan SQC
Tujuan utama penerapan SQC adalah untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengurangi cacat dan kesalahan, dan meningkatkan efisiensi proses produksi. SQC membantu perusahaan untuk mencapai target kualitas yang telah ditetapkan, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Bayangkan kamu lagi membangun rumah. Kamu punya rencana detail, tapi untuk mewujudkannya kamu butuh bantuan, kan? Nah, di situlah peran arti kontraktor muncul. Mereka seperti juru masak handal yang meracik bahan-bahan sesuai resep, dalam hal ini, mereka yang mengelola proyek pembangunan sesuai rencana.
Nah, dalam SQC, atau Statistical Quality Control, kita juga punya “resep” untuk memastikan kualitas produk atau layanan sesuai standar. SQC membantu kita memetakan kemungkinan kesalahan dan meminimalisirnya, layaknya kontraktor yang memastikan bangunan kokoh dan sesuai rencana.
Manfaat Penerapan SQC dalam Konteks Bisnis
Penerapan SQC memiliki banyak manfaat bagi bisnis, antara lain:
- Meningkatkan kualitas produk atau layanan
- Mengurangi biaya produksi, seperti biaya perbaikan dan pembuangan produk cacat
- Meningkatkan efisiensi proses produksi
- Meningkatkan kepuasan pelanggan
- Memperkuat citra dan reputasi perusahaan
- Meningkatkan daya saing perusahaan di pasar
Contoh Kasus Penerapan SQC dalam Industri Manufaktur
Misalnya, dalam industri manufaktur mobil, SQC digunakan untuk memonitor kualitas komponen mesin, seperti piston dan crankshaft. Dengan menggunakan grafik kontrol, tim produksi dapat mendeteksi potensi masalah kualitas pada komponen tersebut sejak dini, seperti ketidaksesuaian dimensi atau material yang tidak memenuhi standar.
Dengan demikian, masalah kualitas dapat diatasi sebelum komponen tersebut digunakan dalam perakitan mobil, sehingga menghindari cacat pada produk akhir dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Perbedaan SQC dan Quality Assurance (QA)
Aspek | SQC | QA |
---|---|---|
Fokus | Pengendalian kualitas produk atau layanan selama proses produksi | Pencegahan cacat dan kesalahan dalam proses produksi |
Metode | Menggunakan alat statistik untuk memonitor dan mengendalikan kualitas | Menerapkan standar dan prosedur untuk memastikan kualitas produk atau layanan |
Tujuan | Meningkatkan kualitas produk atau layanan dan mengurangi cacat | Mencegah cacat dan kesalahan dalam proses produksi |
Peran | Tim produksi dan quality control | Tim QA dan manajemen kualitas |
Prinsip Dasar SQC: Sqc Adalah (statistical Quality Control) Adalah
SQC, atau Statistical Quality Control, merupakan metode yang memanfaatkan kekuatan statistik untuk mengendalikan kualitas produk atau layanan. Bayangkan kamu sedang membuat kue. Untuk mendapatkan kue yang sempurna, kamu perlu mengontrol beberapa hal, seperti takaran bahan, waktu memanggang, dan suhu oven.
Nah, SQC juga bekerja dengan cara yang sama, tapi dengan menggunakan data dan analisis statistik untuk mengontrol kualitas proses produksi.
Variasi, Sqc adalah (statistical quality control) adalah
Variasi merupakan hal yang wajar dalam proses produksi. Tidak mungkin setiap produk atau layanan yang dihasilkan persis sama. Bayangkan kamu membuat 10 cangkir kopi. Apakah semua cangkir akan memiliki warna, aroma, dan rasa yang sama persis? Kemungkinan besar tidak.
Ada sedikit perbedaan di setiap cangkir kopi, yang disebut variasi. Variasi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kualitas bahan baku, suhu ruangan, atau bahkan ketelitian operator.
Dalam SQC, memahami variasi sangat penting. Variasi yang terlalu besar bisa menandakan masalah dalam proses produksi. Misalnya, jika warna kopi yang dihasilkan terlalu bervariasi, mungkin ada masalah dengan mesin penggiling atau kualitas biji kopi.
Kontrol Proses
Setelah memahami variasi, langkah selanjutnya adalah mengendalikan proses produksi. Kontrol proses bertujuan untuk memastikan bahwa variasi yang terjadi berada dalam batas yang dapat diterima. Bayangkan kamu ingin membuat 10 cangkir kopi dengan rasa yang konsisten. Kamu perlu memastikan bahwa setiap cangkir memiliki takaran gula, kopi, dan air yang sama.
SQC menggunakan berbagai alat dan teknik untuk mengontrol proses. Salah satunya adalah diagram kontrol. Diagram kontrol adalah grafik yang menunjukkan data proses produksi selama periode tertentu. Dengan melihat diagram kontrol, kita dapat melihat apakah proses produksi masih berada dalam kendali atau sudah keluar dari kendali.
Data
Data merupakan kunci dalam SQC. Data yang akurat dan lengkap memungkinkan kita untuk menganalisis proses produksi, mengidentifikasi penyebab variasi, dan mengambil tindakan yang tepat. Bayangkan kamu ingin meningkatkan kualitas kue yang kamu buat. Kamu bisa mengumpulkan data tentang suhu oven, waktu memanggang, dan takaran bahan untuk setiap kue.
Dengan menganalisis data ini, kamu bisa menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kue dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
Dalam SQC, data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan berbagai teknik statistik. Data ini kemudian digunakan untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengendalikan proses produksi.
Langkah-langkah Dasar Penerapan SQC
Penerapan SQC melibatkan beberapa langkah dasar. Berikut diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah tersebut:
- Identifikasi karakteristik kualitas:Tentukan apa yang ingin diukur dan dikontrol. Misalnya, untuk kue, karakteristik kualitasnya bisa berupa rasa, tekstur, dan penampilan.
- Kumpulkan data:Kumpulkan data tentang karakteristik kualitas yang telah diidentifikasi. Data ini bisa berupa hasil pengukuran, catatan produksi, atau laporan pelanggan.
- Analisis data:Gunakan teknik statistik untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan. Analisis ini akan membantu mengidentifikasi pola variasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Buat diagram kontrol:Buat diagram kontrol untuk memantau proses produksi. Diagram kontrol akan membantu dalam mendeteksi penyimpangan dari batas kontrol yang telah ditentukan.
- Ambil tindakan:Jika proses produksi keluar dari kendali, ambil tindakan yang tepat untuk memperbaiki situasi. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian proses produksi, pelatihan operator, atau penggantian peralatan.
- Evaluasi dan perbaiki:Evaluasi efektivitas tindakan yang telah diambil dan terus perbaiki proses produksi untuk mencapai hasil yang optimal.
Metode-Metode dalam SQC
Bayangkan kamu sedang membuat kue. Kamu ingin memastikan setiap kue yang kamu buat sempurna, dengan rasa yang lezat dan tampilan yang menarik. Nah, SQC hadir untuk membantu! SQC memiliki berbagai metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan kualitas produk, seperti kue kamu tadi, agar selalu konsisten dan memuaskan pelanggan.
Metode-metode ini seperti alat-alat ajaib yang membantu kamu memantau dan memperbaiki proses produksi, sehingga kamu bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan meminimalkan kesalahan. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang metode-metode ini!
Bayangkan, kamu lagi ngerjain proyek besar. Pasti kamu pengen hasilnya sempurna, kan? Nah, SQC, atau Statistical Quality Control, hadir untuk bantu kamu mencapai tujuan itu! SQC ibarat jagoan statistik yang ngawasin proses produksi biar hasilnya sesuai standar. SQC juga ngebantu kita ngerti, apa sih yang perlu diperbaiki biar kualitas produk makin oke.
Misalnya, kamu lagi ngebangun rumah dan butuh sealant buat nutup celah di dinding. Nah, sealing ini punya peran penting banget, lho! Buat ngerti lebih dalam tentang sealing dan fungsinya, kamu bisa baca di sini: arti apa itu sealing dan fungsinya.
Jadi, SQC dan sealing, keduanya punya peran penting dalam menjamin kualitas produk, baik itu bangunan, makanan, atau bahkan software!
Control Chart
Control chart adalah seperti peta jalan yang menunjukkan bagaimana proses produksi berjalan. Dengan melihat peta ini, kamu bisa tahu apakah prosesnya stabil atau sedang mengalami masalah.
Control chart menggunakan data yang dikumpulkan dari proses produksi untuk membuat grafik yang menunjukkan batas atas dan bawah yang aman. Jika data berada di luar batas ini, artinya ada masalah dalam proses produksi yang perlu diperbaiki.
Bayangkan control chart sebagai termometer untuk mengukur suhu tubuh. Jika suhu tubuh di luar batas normal, itu berarti kamu sedang sakit dan perlu minum obat. Begitu juga dengan control chart, jika data di luar batas normal, itu berarti ada masalah dalam proses produksi yang perlu diatasi.
Sampling
Sampling adalah metode pengambilan sampel dari produk yang dihasilkan untuk mewakili keseluruhan produk. Bayangkan kamu punya sekotak kelereng yang sangat banyak. Kamu ingin tahu warna kelereng di dalam kotak itu, tapi kamu tidak mau membuka semua kelereng. Nah, kamu bisa mengambil beberapa kelereng sebagai sampel untuk mewakili warna kelereng di dalam kotak.
Dalam SQC, sampling digunakan untuk mengukur kualitas produk secara efisien. Dengan mengambil sampel, kamu bisa mendapatkan gambaran tentang kualitas produk secara keseluruhan tanpa harus memeriksa semua produk.
Metode sampling ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengambil sampel secara acak, sistematis, atau stratified. Pilihan metode tergantung pada tujuan dan karakteristik produk yang ingin diukur.
Acceptance Sampling
Acceptance sampling adalah metode yang digunakan untuk menentukan apakah batch produk diterima atau ditolak berdasarkan hasil pemeriksaan sampel. Bayangkan kamu membeli satu kotak apel. Kamu tidak mau membuka semua apel untuk memeriksa kualitasnya, jadi kamu mengambil beberapa apel sebagai sampel.
Jika sampel apelnya bagus, kamu bisa menerima seluruh kotak apel.
Acceptance sampling digunakan untuk mengontrol kualitas produk yang diterima dari pemasok. Metode ini membantu mengurangi biaya pemeriksaan dan waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa semua produk.
SQC, singkatan dari Statistical Quality Control, adalah seperti juru masak handal yang selalu memastikan hidangannya sempurna. Ia menggunakan data untuk mengontrol kualitas produk, layaknya seorang chef yang menggunakan bumbu rahasia untuk menghasilkan rasa yang pas. Nah, untuk memahami SQC lebih dalam, kita perlu tahu apa itu “substances”, yang bisa diartikan sebagai bahan atau zat.
Contohnya, dalam pembuatan kue, “substances” adalah tepung, gula, dan telur. Pelajari lebih lanjut tentang substances dan contohnya di sini. Nah, SQC membantu kita memastikan bahwa setiap bahan (substances) digunakan dengan tepat agar menghasilkan kue yang sempurna, tanpa ada bahan yang berlebihan atau kurang.
Ada dua jenis acceptance sampling: acceptance sampling by attributes dan acceptance sampling by variables. Acceptance sampling by attributes digunakan untuk memeriksa kualitas produk berdasarkan karakteristik tertentu, seperti jumlah cacat. Acceptance sampling by variables digunakan untuk memeriksa kualitas produk berdasarkan nilai variabel, seperti berat atau panjang.
Contoh Penerapan Control Chart dalam Industri Makanan
Bayangkan kamu bekerja di sebuah pabrik makanan yang memproduksi biskuit. Kamu ingin memastikan bahwa setiap biskuit yang diproduksi memiliki ukuran dan berat yang sama. Kamu bisa menggunakan control chart untuk memantau ukuran dan berat biskuit yang diproduksi.
Kamu bisa mengumpulkan data ukuran dan berat biskuit setiap jam. Data ini kemudian diplot pada control chart. Jika data berada di luar batas atas dan bawah yang aman, itu berarti ada masalah dalam proses produksi biskuit. Misalnya, jika berat biskuit terlalu ringan, itu bisa berarti bahwa mesin pengemas biskuit tidak berfungsi dengan baik.
Dengan menggunakan control chart, kamu bisa segera mengetahui masalah yang terjadi dan memperbaiki proses produksi biskuit agar menghasilkan biskuit yang berkualitas tinggi dan konsisten.
SQC, singkatan dari Statistical Quality Control, adalah metode yang jitu untuk menjaga kualitas produk agar tetap konsisten. Bayangkan kamu sedang membangun jembatan, tentu kamu ingin memastikan setiap bagiannya kuat dan tahan lama, kan? Nah, salah satu parameter penting yang perlu diukur adalah kekuatan tarik atau tensile strength.
Tensile strength merupakan kemampuan material untuk menahan beban tarik sebelum akhirnya putus. Misalnya, baja memiliki tensile strength yang tinggi, sehingga ideal untuk konstruksi bangunan. Dengan memahami konsep tensile strength, SQC dapat membantu kita dalam mengontrol kualitas material dan memastikan bahwa jembatan yang dibangun benar-benar kokoh dan aman.
Penerapan SQC dalam Berbagai Industri
SQC atau Statistical Quality Control adalah metode yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan di berbagai industri. SQC menggunakan data statistik untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kualitas, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
Penerapan SQC dalam Industri Manufaktur
Di industri manufaktur, SQC sangat penting untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Metode SQC seperti diagram Pareto, kontrol proses statistik (SPC), dan analisis kemampuan proses membantu mengidentifikasi sumber variasi dalam proses produksi dan mengendalikannya.
- Contoh Penerapan SQC di Industri Manufaktur:Sebuah pabrik mobil menggunakan diagram Pareto untuk mengidentifikasi penyebab utama cacat pada pintu mobil. Setelah mengetahui penyebab utamanya, mereka dapat fokus pada perbaikan proses produksi untuk mengurangi cacat dan meningkatkan kualitas produk.
Penerapan SQC dalam Industri Layanan
Dalam industri layanan, SQC digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Metode SQC seperti survei kepuasan pelanggan, analisis data layanan, dan diagram alur proses membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan meningkatkan efisiensi operasional.
- Contoh Penerapan SQC di Industri Layanan:Sebuah restoran menggunakan survei kepuasan pelanggan untuk mengidentifikasi masalah yang sering dihadapi pelanggan. Dengan menganalisis data dari survei, mereka dapat meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Penerapan SQC dalam Industri Kesehatan
Di industri kesehatan, SQC berperan penting dalam memastikan kualitas layanan medis dan keselamatan pasien. Metode SQC seperti kontrol proses statistik (SPC) untuk proses medis, analisis data pasien, dan diagram alur proses membantu mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan medis dan meningkatkan efisiensi layanan kesehatan.
- Contoh Penerapan SQC di Industri Kesehatan:Sebuah rumah sakit menggunakan kontrol proses statistik (SPC) untuk memantau waktu tunggu pasien di ruang gawat darurat. Dengan menganalisis data SPC, mereka dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan waktu tunggu yang lama dan menerapkan strategi untuk memperbaikinya.
Manfaat Penerapan SQC
Penerapan SQC di berbagai industri memiliki banyak manfaat, termasuk:
- Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan:SQC membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah kualitas, sehingga meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan.
- Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Operasional:SQC membantu mengoptimalkan proses produksi dan layanan, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
- Mengurangi Biaya Produksi:SQC membantu mengurangi kesalahan dan pemborosan, sehingga mengurangi biaya produksi.
- Meningkatkan Kepuasan Pelanggan:SQC membantu meningkatkan kualitas produk dan layanan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
Tantangan dan Peluang dalam Penerapan SQC
Memasuki era persaingan yang ketat, penerapan SQC (Statistical Quality Control) menjadi sebuah kebutuhan. SQC, yang mengandalkan data dan analisis statistik, menawarkan solusi untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi proses, dan kepuasan pelanggan. Namun, dalam perjalanannya, penerapan SQC juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu diatasi.
Tantangan dalam Penerapan SQC
Penerapan SQC tidak selalu mulus. Ada beberapa tantangan yang seringkali muncul, seperti:
- Resistensi terhadap perubahan:Menerapkan SQC berarti mengubah cara kerja yang sudah mapan. Ini bisa menimbulkan resistensi dari karyawan yang merasa nyaman dengan sistem lama.
- Kurangnya sumber daya:Penerapan SQC membutuhkan investasi, baik dalam bentuk sumber daya manusia (misalnya, pelatihan untuk memahami statistik) maupun sumber daya finansial (misalnya, perangkat lunak analisis data).
- Kurangnya pengetahuan:Memahami dan menerapkan SQC memerlukan pengetahuan statistik yang memadai. Kurangnya pengetahuan ini bisa menjadi kendala dalam mengimplementasikan SQC secara efektif.
Peluang yang Ditawarkan oleh SQC
Meskipun dihadapkan pada tantangan, SQC menawarkan berbagai peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis. Beberapa keuntungan yang bisa didapat dengan menerapkan SQC adalah:
- Peningkatan kualitas produk:SQC memungkinkan kita untuk mengidentifikasi dan meminimalkan kesalahan dalam proses produksi, sehingga menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi.
- Efisiensi proses:Dengan SQC, kita bisa mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam proses produksi. Ini membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
- Kepuasan pelanggan:Produk dengan kualitas yang tinggi dan proses yang efisien akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Ini penting untuk membangun loyalitas pelanggan dan meningkatkan reputasi bisnis.
Mengatasi Resistensi terhadap Perubahan
Untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan dalam penerapan SQC, diperlukan pendekatan yang tepat. Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain:
- Komunikasi yang efektif:Jelaskan dengan jelas manfaat penerapan SQC kepada semua karyawan. Libatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dan beri mereka kesempatan untuk memberikan masukan.
- Pelatihan dan edukasi:Berikan pelatihan kepada karyawan untuk memahami SQC dan cara penerapannya. Ini akan membantu mereka merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi perubahan.
- Dukungan dan bimbingan:Berikan dukungan dan bimbingan kepada karyawan selama proses transisi. Pastikan mereka memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan dan dapat bertanya jika menghadapi kesulitan.
Mengatasi Kurangnya Sumber Daya
Terbatasnya sumber daya bisa menjadi hambatan dalam penerapan SQC. Berikut beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan:
- Prioritaskan:Fokus pada penerapan SQC pada area yang paling penting dan berdampak besar terhadap kualitas produk dan efisiensi proses.
- Manfaatkan teknologi:Ada berbagai perangkat lunak analisis data yang bisa membantu dalam penerapan SQC. Pilih perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan dan budget.
- Kerjasama:Bekerjasama dengan lembaga atau konsultan yang berpengalaman di bidang SQC. Mereka bisa memberikan pelatihan, bimbingan, dan dukungan dalam penerapan SQC.
Mengatasi Kurangnya Pengetahuan
Untuk mengatasi kurangnya pengetahuan tentang SQC, berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
- Pelatihan internal:Selenggarakan pelatihan internal untuk karyawan mengenai SQC.
- Kursus eksternal:Dorong karyawan untuk mengikuti kursus atau pelatihan eksternal di bidang SQC.
- Pemanfaatan sumber daya online:Manfaatkan berbagai sumber daya online, seperti artikel, video tutorial, dan forum diskusi, untuk belajar tentang SQC.
Akhir Kata
SQC bukan hanya tentang memeriksa kualitas produk, tetapi juga tentang membangun sistem yang memastikan kualitas terjaga secara berkelanjutan. Dengan penerapan SQC yang efektif, perusahaan dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Di era persaingan yang ketat, SQC menjadi alat yang penting untuk meraih keunggulan kompetitif dan meraih kesuksesan dalam jangka panjang.
FAQ dan Panduan
Apakah SQC hanya untuk industri manufaktur?
Tidak, SQC dapat diterapkan di berbagai industri, termasuk layanan, kesehatan, dan pendidikan.
Apa saja alat yang digunakan dalam SQC?
Beberapa alat yang umum digunakan adalah control chart, sampling, dan acceptance sampling.
Bagaimana cara memulai penerapan SQC?
Langkah pertama adalah mengidentifikasi proses yang ingin dikontrol, kemudian mengumpulkan data dan menganalisisnya untuk memahami variasi yang terjadi.